Upacara Adat Jawa Barat Yang Wajib Kamu Ketahui
Upacara Adat merupakan rangkaian tindakan yang direncanakan dengan aturan, tatanan, tanda, atau simbol kebesaran tertentu.
Jawa Barat terkenal dengan seluruh destinasi wisatanya yang luar biasa, dan juga kota Bandung yang selalu menjadi daya tarik wisatawan dengan dan tempat-tempat yang modern, salah satunya yakni mall-mall besar dan cafe-cafe. Walaupun begitu, masyarakat Jawa Barat juga masih menjalankan dan melestarikan tradisi turun temurun, salah satunya adalah mereka masih menjalankan beberapa upacara adat Jawa Barat.
Upacara adat Jawa Barat ini terdapat di banyak situasi, seperti contoh kelahiran bayi, pernikahan, ataupun untuk mengungkapkan rasa syukur. Pasti, kamu pernah melihat atau setidaknya mendengar salah satu upacara adat Jawa Barat yang akan kita bahas di bawah ini:
Upacara Adat Pernikahan Sunda
Upacara ini masih sering dilaksanakan dengan lengkap, baik oleh warga pedesaan ataupun warga perkotaan sekalipun. Diawali dengan prosesi mapag panganten. Mapag merupakan bahasa Sunda yang berarti menyambut. yaitu saat calon mempelai pria datang bersama keluarganya secara beriringan. Sebagai bagian dari upacara sekaligus juga sebagai hiburan.
Ki Lengser beserta para penari dan punggawa datang untuk menjemput calon mempelai pria dan keluarganya. Sambil diiringi oleh musik tradisional khas Sunda, terkadang juga diperankan dengan lucu sehingga menghibur. Lalu, acara berlanjut ke upacara seserahan. Orang tua dari calon mempelai pria menyerahkan anaknya kepada orang tua calon mempelai wanita, beserta dengan seserahan berisi barang-barang untuk sang calon istri. Kemudian adalah akad nikah, bagian yang paling ditunggu oleh tamu undangan yang hadir, apalagi oleh kedua pengantin. Setelah sah menjadi suami istri, pengantin akan melaksanakan sawer panganten, sungkeman, nincak endog, dan huap lingkung.
Tembuni
Tembuni merupakan upacara adat Jawa Barat yang berunjuk pada kelahiran bayi. Masyarakat Sunda mempercayai bahwa ari-ari bayi adalah saudara dari bayi yang lahir. Oleh karena itu mengurusnya pun tidak bisa sembarangan, jadi memerlukan ritual khusus.
Masyarakat Sunda di Jawa Biasanya meletakkannya ke dalam kendi atau pendil. Tidak hanya plasentanya yang disimpan di dalam kendi, namun juga beberapa rempah-rempah serta bumbu seperti asam, gula merah, dan garam.
Namun, beberapa masyarakat ada juga barang lain yang dimasukkan ke dalam pendil selain rempah dan bumbu. Hal itu sesuai dengan kepercayaan paraji yakni dukun persalinan. Ia yang memimpin ritual tersebut dan mungkin akan berbeda-beda pada setiap paraji. Kemudian ia menguburkan pendil tersebut di halaman rumah keluarga bayi. Sebagian orang akan memberi penerangan yang akan dicabut ketika tali pusar bayi lepas. Ada pula yang memilih untuk menghanyutkannya ke sungai.
Upacara Seren Taun
Merupakan ritual sebagai rasa syukur kepada Tuhan, mereka memasukkan hasil padi ke dalam lumbung Ratna Inten yang dimasukkan oleh pemandu adat atau sesepuh yang dituakan secara bergantian. Dengan panjangnya ritual yang ada dalam Seren Taun, tidak heran jika upacara ini memakan waktu hingga 6 hari. Tetapi, kalau kamu menonton arak-am.akannya, kamu pasti bisa merasakan rasa sukacita yang mereka rasakan.