Ngruwat Bumi Tradisi Yang Tetap Lestari Di Kampung Banceuy
Ngruwat bumi adalah upacara adat untuk memberikan penghormatan kepada para leluhur yang sebelumnya agar dijauhkan dari segala bencana.
Selain bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, upacara adat ngruwat bumi juga bentuk syukuran agar dijauhkan dari segala bencana yang mengancam daerah tersebut. Tujuan diadakannya upacara ngruwat bumi adalah sebagai salah satu bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Sejarah Upacara Ngruwat Bumi
Tradisi Ngruwat bumi ini bermula dengan adanya kampung Banceuy. Di mana kampung tersebut terdiri dari tujuh keluarga. Kampung tersebut terletak di daerah dataran tinggi dan terbuka. Pada tahun 1800-an kampung tersebut kena angin putin beliung. Semua rumah penduduk menjadi rusak dan tidak bisa ditinggali lagi. Untuk mengatasi masalah itu warga kampung mengadakan rapat dan mengambil keputusan agar terhindar dari bencana ini. Kemudian, dipanggil seseorang terpercaya untuk menangkal segala mara bahaya, yakni dengan cara mengubah nama kampung tersebut.
Perubahan nama ini diharapkan bisa membuat kampung menjadi lebih aman dan bisa digunakan untuk tinggal bersama. Peristiwa ini kemudian menjadi asal muasal tradisi Ngruwat Bumi yang ada di daerah Jawa Barat hingga tradisi ini dilaksanakan oleh warga warga. Seperti Karawang, Subang, Purwakarta, Lembang, dan Bandung masih melaksanakan tradisi ini.
Baca Juga: Mengenal Tradisi Upacara Seren Taun Di Jawa Barat
Proses Upacara Ngruwat Bumi
Upacara Ngruwat Bumi merupakan bagian dari budaya dan tradisi turun-temurun yang masih dilakukan oleh sebagian masyarakat Jawa dan Bali, hingga saat ini. Secara umum, dalam proses upacara Ruwatan, tedapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi atau disebut sajen. Berikut ini makanan yang menjadi syarat ruwatan masyarakat Jawa dan maknanya.
- Nasi Kuning: Simbol rezeki yang belimpah
- Nasi Golong: Melambangkan rezeki yang bergantian
- Tumpeng: Untuk menyampaikan rasa syukur atas kenikmatan yang telah diberikan
- Nasi Kabuli: Melambangkan harapan atau keinginan yang ingin dikabulkan
- Bubur Sengkolo: Untuk mengusir atau menjauhkan kesialan
- Jajan Pasar: Sebagai simbol rezeki yang melimpah dan jauh dari masalah
- Rujak Manis: Sebagai simbol penafsiran
Tujuan Upacara Adat
Upacara Ngruwat Bumi juga dikenal dengan sebutan upacara hajat bumi. Tradisi ini sudah dilakukan sejak ratusan tahun yang lalu. Upacara adat ini dilakukan setiap bulan September. Lebih tepatnya pada tanggal 4 sampai tanggal 5 September. Tradisi ini dilakukan selama dua hari berturut-turut. Untuk pelaksanaannya biasanya dilakukan di tanah lapang. Namun, setiap daerah memiliki cara dan prosesi yang berbeda-beda. Kemudian, upacara ini dilakukan sebelum petani mulai bercocok tanam atau sebelum proses mengolah tanah. Ada tiga tujuan dilakukan upacara adat ini, yakni:
- Untuk Mengucapkan Syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa
- Untuk Menolak Bala
- Untuk Menghormati Para leluhur