Mengenal Tradisi Upacara Seren Taun Di Jawa Barat
Upacara Seren Taun adalah tradisi masyarakat Sunda dilakukan secara rutin setiap tahun diikuti oleh semua masyarakat dan berbagai kalangan.
Kegiatan ini diadakan untuk menunjukkan rasa syukur masyarakat atas hasil panen yang telah diperoleh. Dapat diikuti oleh semua masyarakat dari berbagai kalangan, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa bisa ikut upacara ini yang berlangsung khidmat dan semarak diberbagai desa adat Sunda.
Sejarah Upacara Seren Taun
Upacara Seren Taun adalah suatu prosesi serah terima dari panen pada tahun lalu untuk panen tahun mendatang. Upacara ini muncul sebagai cara bagi petani untuk menunjukkan rasa syukur kepapa Tuhan Yang Maha Esa atas hasil panen yang telah diperoleh. Acara dapat dilakukan untuk memohon agar panen ditahun mendatang bisa lebih baik dari panen sebelumnya. Adapun, kegiatan ini juga sebagai bagian dari upaya menjaga keberkahan dan kesuburan lahan pertanian.
Upacara ini dipengaruhi oleh kepercayaan masyarakat Sunda kuno yang mencerminkan animisme dan dinamisme serta pengaruh ajaran Hindu. Upacara Seren Taun adalah pemuliaan terhadap Nyi Pohavi Sanghyang Asri, dewi padi dan kesuburan yang berpasangan dengan kuweru, dewa kemakmuran. Dilakukan dalam bentuk tahunan dan delapan tahun. Seren Taun Guru Bumi dilaksanakan di Pakuan Pajajaran dan wilayah Lainnya. Sedangkan Seren Taun Tutug Galur atau Kuwera Bakti, khusus di Pakuan saja. Pada masa Pajajaran kegiatan ini berhenti dan hidup kembelai setelah beberapa windu di beberapa daerah. Pendopo Paseban Tri Panca Tunggal adalah tempat upacara Seren Taun dipusatkan.
Baca Juga: Asal Usul & Sejarah Ngarak Barong Tradisi Masyarakat Bekasi
Unsur-unsur Utama Dalam Seren Taun
Tradisi Seren Taun merupakan hal yang penting dari budaya Jawa Barat. Bukan sekedar perayaan panen saja akan tetapi sebagai ungkapan rasa syukur, keharmonisan, dan kebersamaan masyarakat. Sebagai warisan budaya yang dilestarikan dan mengingatkan akan pentingnya merayakan hasil kerja keras dan kekayaan alam sambil mempertahankan nilai-nilai tradisional yang di wariskan oleh para leluhur nenek moyang.
- Tumpeng: Tumpeng, yaitu nasi kuning dengan bentuk gunung, adalah salah satu simbol utama Seren Taun. Ini menunjukkan kemakmuran dan keberkahan.
- Tari Tradisional: Tarian seperti “Jaipongan” atau “Kuda Lumping”, yang menunjukkan rasa syukur dan kegembiraan, sering digunakan untuk merayakan upacara ini.
- Doa dan Persembahan: Selama Seren Taun, doa khusus dibacakan dan persembahan diberikan kepada leluhur dan roh penjaga tanah.
- Berbagi Hasil Panen: Petani akan berbagi hasil panen mereka selama upacara dengan orang-orang di masyarakat, terutama mereka yang kurang beruntung storyups.com.